Senin, 18 September 2017

Dari 1 Tumbuh 1000 Tiap Acara CB

Lapak CB mulai ramai pengguna ( pelapak ) sejak acara di seputaran Candi Borobudur yang sebelumnya diawali Jambore CB Indonesia di Bandung ( lapangan kiarapayung ) tahun 2009. Bisa dikatakan semua pelapak saat itu kena keberkahan semua saking banyaknya aneka barang dagangan yang sold out. Namun itu belum seberapa dibandingkan setahun kemudian di acara CB Magelang. Masih di acara CB Pasuruan tahun 2009. zip production hanya single fighter jualan di lokasi yang bersangkutan. Bahkan karena listrik sempat padam dan tak ada cadangan insidensial, lapak berlangsung dengan gelap gelapan, hahahahahaha. HP belum banyak yang beraplikasi senter ( sentolop : bahasa Jawa ). Terpaksa beli lilin untuk antisipasi pembeli yang datang dan memilih milih stiker. Itulah awal awal konsisi perlapakan CB yang masih sederhana dan belum meikirkan dunia lapakers. 


Lapak CB Awalnya Dari Sini Bro.....di Solo

Yang paling keramat, acara Munas Honda CB di Solo seputaran keraton kasunanan atau seputar timur Masjid Agung Surakarta. Rombongan dari Bali dan jember yang merupakan peserta terjauh justru hadir di awal sekali melebihi peserta atau rombongan lain lainnya. Dengan warna khas kuning bikers CB Bali nampak menghiasi atau dominan terhadap lokasi acara yang berupa lapangan tak terlalu kecil namun juga tak terlalu besar sekali. Yang aneh, lapak hanya 2 buah terbuat dari bambu ukuran mini sekitar 2x3 meter. Satunya untuk parkirdan tiduran yang satunya memang saya carter untuk zip production jogja ( saat itu ). Hanya 1 stand saja itu pun, hanya tshirt atau kaos kaos CB yang saya jual sangat terbatas dan desain pun juga limited. Bahkan desain motor klasik masih sempat saya pajang, dan tetap dibeli buat obat atau oleh oleh di rumah.


Motor Dan Pemiliknya Semoga Masih Sehat

Karena hanya 1 stand yang jualan kaos atau merchandise, akhirnya siang sudah habis. Hehehehehe..Karena sebagian masih dijahit di Jogja, maka saya umumkan nanti malam datang lagi kaos sekitar 100 pcs. Anak anak dan dewasa campuran. Karena takut gak kebagian, akhirnya banyak yang kasih uang duluan. Ada yang 1 potong hingga 10 potong ( lupa rombongan mana...?). Malam usai magrib memang datang kaosnya, namun tak sampai 100. Hanya berkisar 75 buah, karena banyak yang indent, akhirnya malam itu habis juga barang barang berupa kaos. Dompet kulit masih utuh, maklum lah segmen biker CB tak seperti motor inggrisan yang memang icon nya dekat dengan dompet kulit. Yang lucu dan unik, karena sekitar jam 10.00 sudah habis, akhirnya banyak yang kecewa juga sambil " muring muring atau misuh misuh alus dalam bahasa Jawa ", hahahahaha.......


Sorepun Masih Sepi Dan Tratap Untuk Biker


Aneh tapi nyata. Inilah sejarah lapaker di acara CB yang sampai 2 kali berturut turut baru zip production yang mengisi stand atau lapak. Baru acara ke-3, mulailah lapak lapak tehitung lebih dari 10 buah. Di tahun yang sama ( Munas Honda CB ), sebulan kemudian berlangsung Munas HCCI di Madiun, masih zip production saja yang hadir. Itu pun menggunakan stand Honda yang nganggur, dan tanpa lampu juga. Waoow....gelap gelapan pokoknya, di acara CB atau HCCI. Bravo, acara HCCI dan CB Indonesia. Sekarang sudah berjibun lapaker. Yang penting dan harap di ingat " dari 1 tumbuh 1000 tiap acara CB " adalah kenyataan yang tak pernah terlupakan diawali dari kota Solo, dimana orang tua saya tinggal dan sekarang nampaknya harus balik lagi Solo mengingat kondisi Ibunda yang masuk usia udzur. Insya Alloh zip production masih ada dan bernafas lah. 

0 comments: