• CB Project Pipeline Bojonegoro

    kenangan tiada batas saat pernah mengerjakan job ini

  • kangndun in memoriam

    gajah mati tinggalkan gading - maestro tiada tinggalkan jasa untuk CB nusantara

  • bumi sumatra jadi saksi

    ketangguhan lahir karena ketekunan yang selalu diasah bukan warisan - mister CB blogger

  • ibukota jakarta juga saksi sejarah

    ribuan CB seantero nusantara dalam jamnas di lapangan MNC TV

  • bersama KCBI Peduli

    siapa bilang biker tidak bisa peduli ? KCBI lah jawabannya....!!

Rabu, 14 Juni 2017

Cairan GS Belum Cocok Untuk Korosi Bahan Besi

Hari senin kemarin 12 Juni 2017 baru bisa nemui lagi Pak Sis sang penjual cairan GS untuk mengambil barang yang tertinggal. Dan segera dipraktekkan untuk menguji apakah cairan dalam kemasan botol mini ini khasiat atau sebaliknya. Absennya di Banjarsari dari Jumat hingga Minggu karena yang bersangkutan sedang berada di kota Demak karena urusan keluarga. Ternyata banyak yang menanti juga keberadaan Pak Sis setelah tulisan dikeluarkan di blog ini.


Teyeng Knalpot Mudah Ditaklukkan

Menurut hemat saya, penggunaan cairan ini memang bagus untuk bahan bahan dari stainless steel yang alami karatan ringan hingga sedang namun ketebalannya antara tipis serta sedang juga. Untuk yang korosi tingkat dewa, tetap belum memberikan hasil yang puas tau mungkin ada cara lain yakni " diamril duluan " atau dihaluskan permukaan dengan kertas amril yang biasa dijual di toko besi.


Setelah Pembersihan dengan GS Oil

Pada knalpot yang karaten, nampaknya GS sangat cocok terbukti dengan 3-4 usapan dengan kain kaos ( gombal : bhs jawa ), sudah bersih noda noda teyeng/ karatan.  Akan tetapi untuk blok blok dengan dimensi besar dan ketebalan yang cukup, nampaknya belum maksimal. Atau jika memang diperlukan, perlu 2 botol...? semoga saja demikian. Sedangkan teyeng dengan tingkat noda yang rendah, tetap mudah atau dihilangkan dengan cairang dengan mudah. 


Korosi Tidak  Rata pada Blok Mesin

Untuk beghel dengan tingkat korosi atau teyeng sangat padat/ pekat, sepertinya diperlukan penghalusan dengan " maril duluan ", karena dan sebab harga yang masih jauh dari standard GS belum mempan untuk menghadang teyeng yang lebat ( menghitam ). Hingga berkali kali digosokkan hanya berkurang teyengnya saja, namun juga sudah cukup lumayan. Agak mendingan daripada belum diapa apakan sebelumnya.



usai pembersihan karaten ringan 






Kamis, 08 Juni 2017

Kenangan Di Acara CB Pangkalanbun Kalimantan

Bertemu dengan mahasiswa secara tak sengaja habis dhuhur tadi di Masjid Gedhe Ambarketawang (MGA) dekat komplek UMY Jogjakarta ternyata berasal dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Teringat acara CB disana 3 tahun lalu serta berkesempatan kenalan dengan akun facebook Bro Karyo Jagad yang asalnya dari panturan Tuban serta beristrikan gadis Karanganyar jawa Tengah yang sekarang mukim di Pangkalan Bun.


Tugu Khas Pangkalanbun

Saya ceritakan ini karena mas mahasiswa itu kenal beberapa kawan di pangkalanbun yang sekaligus biker CB namun sebatas kenal di jalan tetapi tidak ikuti perkembangan CB Indonesia disana. Masbro ini kuliah di UMY jurusan keperawatan atau S-1 Keperawatan. Nama Pangkalanbun memang naik daun usai terjadinya kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh di laut kalimantan bagian selatan dan kota ini menjadi base camp tim SAR dan Tim Penyelamatan lainnya.

inset gambar : evakuasi pesawat air asia QZ 8501, sumber merdeka.com


Pengiriman Ekor Pesawat Ke jakarta

Meski tidak bahas komunitas CB, namun mahasiswa itu sebut saja Mas Halim yang kental bahasa kalimantannya, mengingatkan memori saat di Pangkalanbun melapak acara CB Pangkalanbun. Kenangan yang bisa diceritakan, yakni saat mau berangkat 1 CB membawa 1 karung oleh bro Nandar ( sekarang buka warung ayam geprek di belakang UNS Solo dengan nama warung cumlaude ) yang pernah masuk tulisan ini juga. Saya naik bus sama sama menuju bandara Ahmad Yani Semarang. Pemandangan unik bahkan antik saat masuk bandara, meski berlabel bandara ibukota propinsi Jawa Tengah. 


kaos ziproduction nangkring di podium

Apa itu...? yakni banyak yang mau berpesawat dengan pakaian santai, pakai sandal jepit, bahkan tak sedikit bakul bakul pasar yang ternyata mau kunjungi keluarga yang berjualan pasar di sana. Dengan pesawat Kalstar airline yang berkapasitas 200 an, dengan tipe baling baling manual yang terasa sekali getarnya. Alhamdulillah, masih bisa pulang dengan pesawat pula usai ngelapak di acara CB pangkalanbun dan dengan selamat serta sehat wal afiat. Inilah sisik melik akibat kenal mahasiswa Pangkalanbun, teringat akan kenangan di acara CB pangkalanbun kalimantan yang saat itu bersamaan terpilihnya alm. kang Ndun sebagai president CB Indonesia di acara CB Boyolali.




Selasa, 06 Juni 2017

Blok Mesin Mengkilap Dengan Cairan Hemat

Pagi sesudah kuliah shubuh mencoba ke klithikan banjarsari Solo untuk cari leathercase HP lumayan disana umumnya murah meriah dan kadang cukup bagus bila beruntung, namanya juga barang bekas apa adanya dan biasanya masyarakat dengan menyebut (klithikan). Tak sengaja lihat bapak usia sekitar 60 an jual cairan buat kinclong blok atau media besi khususnya motor atau sembarang asal berbahan baku sama. Langsung coba di beghel motor saya, dan lumayan juga. Yang berkarat bisa luluh seketika meski belum bersih. Sayangnya, setelah ambil gambar keburu pulang ada panggilan pulang. Jadi kutulis ini belum cek dan ricek minyak atau cairan yang akhirnya ketahuan bermerek GS, produk lokal katanya berbahan baku impor. Sempat digoreskan pada beberapa batang besi dan memang nampak manjur saat itu. Mudah mudahan pekan depan bisa temu bapak penjual itu untuk test total, saking penasarannya. 
 
Cairan GS Sudah Kebeli Lupa Bawa 

Jika ini manjur, sepertinya akan jadi obat mujarab alternatif disamping chrome atau yang dibawah lagi. Pernah saya coba ke jasa kualitas di bawah krome di bilangan baki, untuk blok mesin ditarik biaya sekitar 150-200 ribu tergantung tingkat kesulitannya. Yakni tergantung kondisi kerak, teyeng blok yang akan di spet. Syaratnya bongkar sendiri dan barang dibawa ke tukang jasa spet itu tinggal blok saja. Dan memang banyak yang menitipkan blok mesin di rumah itu, kebanyakan memang berjenis GL dan CB serta milik para bakul/ pedagang. Sedangkan untuk hasil maksimal memang cara krome belum ada tandingnya, namun agak cukup merogoh kocek, minimal menyiapkan anggaran untuk itu dan bisa mencapai 1 juta lebih. Bisik bisik tetangga minim 2 juta untuk totalitas motor baik yag part kecil hingga yang besar, semuanya dijamin mengkilap.

Sang Bapak Penjual Cairan GS

Mengkilap memang idaman setiap pemilik dan biker apapaun terlebih biker CB yang memang terkenal suka berulah dalam arti postiv, yakni bagaimana performa meski jadul tetap terkondisikan mengkilap. Yang pernah ditulis blog ini dan sempat dishare tentang pemanfaatan cairan kloset untuk membersihkan blog dan kebetulan saya coba sendiri. namun cairan GS atau produk mini lokal ini tampaknya agak bernilai lebih, sebab display ala kadarnya sang bapak patuh baya ini menunjukkan hasil kerja nyata cairan/ minyak GS dan ternyata dibuat oleh home industri lokal. Tunggu saja ya masbro dan masbos sekalian, maklum lah sekarang masih di Jogja dan pekan depan insya Alloh sudah di Solo lagi.

Minggu, 04 Juni 2017

Sang Juragan CB Pengembara Liar

Tak sengaja sore tadi pas mau isi pertalite di SPBU Jamsaren Solo dengan sedikit pacu motor, tampak Syeh Gogon CB Pengembara Liar. Brother 1 ini 4 tahun lalu pernah temu di Lampung acara Sidorejo, dan tak nyangka CB yang dipakai di Sumatra dengan khas CB Teyengnya dengan coret coret di tangkinya. Sayang sekali belum bisa ambil gambar karena kelupaan  membawa HP miniku. Karena kosong acara CB untuk  bulan ramadhan ini, sang bos CB Pengembara Liar Solo ini lebih meilih pulang kampung ke Solo tepatnya dekat kantor kalurahan Kartotiyasan kecamatan Serengan. Memanfaatkan kakaknya yang di rumah, Syeh Gogon ambil inisiatif  bekerja sebagai juru parkir dekat rumahnya. 

Gogon Pas Di Sidorejo Lampung

Di dunia CB Indonesia nama Gogon tak asing lagi, apalagi dunia media sosial. Dengan rambut khas gonfrongnya dengan kulit putih serta tinggi posturnya serta luwes bergaul sangat membantu eksistensinya di kancah CB Indonesia. Meski terkadang dengan status atau berita yang agak sedikit nyentrik dan terkadang menyentil tentang kaum hawa, membikin dirinya mudah dan dekat berbagai kalangan. Menikah dengan pujaan hatinya dari Sidoarjo, sekarang sudah pantas dipanggil bapak gogon karena sudah 2 anak dikaruniai Alloh SWT. 

Jangan ditanya solidaritas Gogon terhadap sohib atau kawan sesama biker. Sebut saja putra Bapak Hery, juragan gudeg di bilangan Baron Solo bercerita. Usai acara CB Sragen yang sempat viral karena ada kecelakaan tunggal tabrak lari, putra bapak Hery atau biasa dipanggil Timbul sempat kena tilang/ operasi di daerah barat Sragen. Langsung kontak Gogon sambil sebut posisi kena operasi malam itu, Gogon meluncur dengan 1 teman rupanya dari klub CB lain untuk urus motor yang standby. Dengan pendekatan personal kawan Gogon, akhirnya malam itu bebaslah motor brother Timbul

Semoga lancar jaya saja kangbro Gogon dalam mengemban amanah sebagai bapak berputra 2 ini. Meski sebagai juru parkir profesi sampingan, yang penting halal. Dengan keadaan apapun, engkau tetep syeh hehehehehe......dan ternyata tetangga paman saya ( bapak wahid ) yang merupakan tokoh lokal di kampungnya. Bravo syeh gogon sang pengembara liar

   

Kamis, 01 Juni 2017

Mengejar Royal Enfield 350 CC

Memasuki jalanan Kalasan kira kira jam 21.00 ada motor hitam dengan suara halus mendahului. Melihat bentuknya seperti motor inggrisan/ eropa namum kok suaranya halus dan kecepatannya sudah tidak terkejar.  lalu terus kupacu sekencang kencangnya agar bisa menyamai atau katakanlah bisa di belakangnya dalam jarak dekat. beruntung sampai blok O tepat di trafficlight pas lampu merah menyala, akhirnya dengan perasaan gembira bisa berjajar di samping kirinya. Tanpa sungkan kutanya pada masbro yang langsung sok akrab, tanya sana sini dan akhirnya terbongkar bahwa motor yang dikendarai itu Royal Enfield keluaran baru 350 CC.

inzet gambar atau photo Royal ( sumber : motorcomcom.blogspot.co.id)




Warna hitam, bersih, mengkilap dengan helm khas klassik sang masbro itu ternyata masih berstatus mahasiswa ( mungkin pasca sarjana ) pikirku, dan serta lihat plat nomornya B Jakarta bisa dipastikan masbro ini dari Jakarta. Selepas trafficlight blok O biker berjaket hitam tancap dengan kencang, inginnya mengawal terus namun apadaya selisih CC yang cukup berarti menjadikan tertinggal jauh hingga sampai traffic kebon binatang Gembiraloka sudah tidak nampak batang motornya. Yaah, itulah kisah singkat malam itu saat temu singkat dengan motor lama diproduksi ulang dengan alasan permntaan yang masih cukup besar khususnya asia bagian timur hingga sia selatan termasuk Indonesia. Spesifikasi dan secara lengkap tentang Royal Enfield ini bisa dilihat disini.



Senin, 29 Mei 2017

Sein Lokal Bertahan 6 Bulan Saja

Tadi sore berniat ganti oli plus sein depan karena kedapatan mati semua. Sein ini berbahan lokal dan kalau tidak salah sekitar 35 ribu harganya yang dibeli sekitar 6 bulan lalu di toko variasi/ bengkel umum. Tidak seperti sein sekarang yang ada di lapaker sebut saja bengkel bro kus temanggung berada pada posisi harga 100 ribuan yang memang bentuk dan struktur bahannya stabil. Sein lokal berbentuk seperti peluru besar kandungan bahannya agak tipis, sedang kabel di dalam dan fittingnya hampir sama dengan umumknya. Alangkah kagetnya, saat dibuka kondisinya hancur semua. Apakah kepanasan, aus, atau sebab lain tanpa pikir panjang langsung ganti bolam dan fittingnya ( variasi ). 


Sein Lokal Sebelah Kiri

Ono rego Ono Rupo ( bahasa Jawa ) atau Ada Harga Ada Performa ( kualitas ), dengan selisih harga 3-4 kali lipat memang ada efeknya. Sein belakang meskipun tergolong jadul ( lama ) namun karena orisinil;an, alhamdulillah 3 tahun masih bertahan meski pernah jatuh 2 kali, tidak hancur, hanya lecet sedikit. Untuk sein atau retting dengan bentuk kotak yang banyak dijual di bursa atau forum jual beli sekitar 100 ribuan adalah seperti gambar berikut ( milik moto asesoris Denpasar ) di tokopedia.

Sein Milik Moto Asesoris Tokopedia

Umpomo Aku Ora Ragad CB, Aku Wes Munggah Kaji.  Bila di indonesiakan : seumpama saya tidak membiayai CB, saya sudah naik haji. Woow....keren sekali sumpah setia biker CB yang biasa menjadi icon atau judul merchandise yang beredar di seputar komunitas CB. Pemilihan asesoris atau pelengkap motor sangat tergantung dari pemilik yang bersangkutan. Alasan klasik adalah karena anggaran atau budgetting yang memang selalu ramai di kalangan penggemar motor klasik/ tua. Padahal aslinya, mereka bila sudah masuk arena acara, kadang kadang sudah lupa berapa sehh yang perlu dibelanjakan. Saat ini aneka pilihan baik produk lokal atau import membanjiri kawasan indonesia tak kecuali untuk variasi motor secara umum, namun akhirnya diletakkan atau dipasang di motor klangenan ( kegemaran ). 


Sein Mewah Loak CB Diatas 500 rb

Bahkan yang terjadi, bila dibandingkan dengan motor jenis baru, variasi yang menempel di CB atau klasik lainnya bisa lebih mahal atau lebih besar harganya. Semuanya terserah anda atau para kanjeng biker yang budiman, yang pasti untuk sein saja dengan bahan lokal ( tipis ) tak sampai 1 tahujn sudah rusak. Atau memang lebih baik, sambil nunggu kesiapan dana, dan mulailah memakai produk dengan bahan stabil. Kadang waktu lebih mahal, jika terjadi sesuatu dengan CB anda akan tetapi sekaliu lagi anggaran yang dimilki sangat penting untuk dip[ertimbangkan.

Kamis, 25 Mei 2017

Freestyle Dalam Arti Lain

Free Style di jalan (road's freestyle) yag dimaksud bukan jalan elastis saat kontes atau dengan roda 1 seperti yang sudah dikenal. Namun dititik beratkan dengan haya bebas saat berkendara atau sedang mengambil waktu untuk beristirahat atau sekedar menjawab kontak HP (WA, BBM, SMS) dan sebagainya. Baik saat touring rombongan atau sendirian (selfy), memang menarik untuk disimak buat biker CB khususnya di Indonesia.


freestyle atau gaya tukang pijat  Solo

Bisa dengan biker yang bersangkutan atau cukup kendaraannya saja (CB) apapun model atau aliran motornya. Sangat beda karakter dengan lainnya apalagi jenis baru. Unik, menggelitik dan asyik untuk dilihat/ disimak. Motor klasik memang syarat dengan karakter pemilik atau pengendaranya. Bahkan karena begitu sibuknya seseorang seperti di pasar, motor norma; jalan namun tidak dilengkapi dengan jagrak (batang besi penopang) saat berhenti. Cukup disandarkan pada tembok bahkan ada yang ditenpelkan dengan tiang listrik/ telepon.


Freestyle Yang Melewati Standard

Pada kalangan penjual motor untuk jenis tua/ klasik pun cenderung sesuai keinginannya. Sering dijumpai kurang mengkiti standard yakni asal dipanjang di pingging jalan atau depan bengkel kemudian digantungi kertas serta diberi  tulisan  dijual , masalah harga bisa tanya tempat dimana display motor itu berada. Pernah saya mendapati di tikungan antara Klaten dan Prambanan, dipajang di depan kiso bensinnya setiap malam untuk jenis japs. Saya lihat kanan kiri, penjualnya pun belum muncul, karena di label/ kertas tulisan  dijual belum ada telepon atau Contact Number nya. namun ada juga yang tertib seperti di show room seperti bila brother lewat ke Kartasuro/ Gembongan.


Freestyle Indra Thollow Photo

Aneka motor tua dijajar rapi mulai buka sekitar jam 10.00 pagi hingga sore. Meski secara umum di kalangan biker, harga cukup tinggi. Akan tetapi melihat perawatan, penempatan nampak sekali penjual ini memang profesional dan memang pantas sedikit dari pasaran ( rata rata ). Bila ketemu mereka yang " pas pasan " yakni : pas cocok pas ada dana ", tidak perlu buang kesempatan  untuk ambil 1 saja, sebab kondisinya memang terawat. Ini gaya bebas juga, pas pasan bahasanya. Pas ada perlu, pas tersedia dananya.

Kartosuro Showroom Motor Tua

Kembali ke freestyle yang tidak dalam arti sempit, dan akan membuat anda dan pemirsa cukup terpesona dengan kekhasannya. Terlebih saat touring pada saat akan menghadiri acara CB. Kadang dijumpai kostum atau pakaian ala kadarnya meski tak sedikit dengan perlengkapan yang memang memadai. Yang menarik justru yang ala kadarnya atau tidak memadai ini. Meski demikian, tetap saja para biker CB tidak ciut nyali untuk dan sampai di tempat tujuan. Saat mau haditi acara magelang tahun lalu,  sempat berpapasan dengan biker Semarang dengan 4 personil 3 diantaranya bersarung celana tanggung (sebatas lutut), cingkrang masih mending broo padahal sedang musim hujan..?. 


Didik Ardian Freestyle 

Juga jelang jamda jawa Timur 2 tahun silam di magetan, begitu naik dari cenara suwe di depan saya dengan kedinginan luar biasa cukup sweater, celanan pendek, sandal jepait ditelingkupi sarung dengan PD nya nanjak tinggi. Pulang dari jamda, helm butut saya pun raib, kok ada juga mau maunya...? hehehe. Yahh inilah sekitar freestyle nya CB dengan aneka performance yang penting aman 86.